Mungkin sebahagian orang merasa hairan terhadap orang2 yang berpegang teguh dari pada kalangan mujahidin di jalan Allah dan penyeru kebaikan dengan risalah mereka, sekalipun terpaksa menghadapi serangan bertubi-tubi dari kekuatan zhalim atas mereka, kerasnya perang yang jahat dan keji yang menimpa dan ditujukan kepada mereka, melemparkan para aktivis medan dakwah ke dalam penjara, namun mereka tetap beriman dengan keimanan yang mantap dan tidak ada keraguan di dalamnya bahawa kebenaran akan menang, bahawa kebenaran akan meninggi benderanya, dan menyebar ke seluruh pelosok dan penjuru dunia, dan keyakinan kami disertai dengan adanya beberapa hal:
1. Bahawa dakwah ini sesuai dengan fitrah yang diberikan Allah kepada manusia.
Sebagaimana firman Allah:
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لاَ تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ القَيِّمُ
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (Ar-Ruum:30)
Dan dalam hadits Al-Qudsi disebutkan:
وإِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ، وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ
“Sesungguhnya Aku telah menciptakan seluruh hamba-Ku dalam kondisi yang hanif, namun kemudian mereka mendatangi syaitan-syaitan sehingga mereka menyimpang dari agamanya..”. (Muslim).
Bahawa akidah Islam dan syariatnya yang termaktub dalam Al-Qur’an disampaikan dengan bentuk yang mudah dan jelas, memiliki gaya bahasa yang menakjubkan; mudah untuk diingat dan difahami oleh orang yang memiliki pengetahuan dan awam, sekalipun banyak ragamnya dalam cara menyampaikan dan memberikan kepuasan karena adanya keragaman potensi manusia dan pengetahuan mereka, namun tidaklah orang yang memiliki akal yang merdeka, pandangan yang bersih dan fitrah yang suci kecuali tunduk dan beriman kepadanya.
2. Iman yang agung yang merasuk ke dalam jiwa para duat
Bahawa ketika aqidah yang benar telah terpatri dalam jiwa dan merasuk ke dalam hati maka akan memberikan hasil dan buah akan terbebasnya jiwa untuk tunduk pada kediktatoran, atau berdiri pada kejahatan.
Orang yang beriman menyedari bahwa seluruh makhluk tidak memiliki jiwa mereka masing-masing sedikit pun, bahkan tidak memiliki kemampuan untuk mempertahankannya sedikit pun
إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ لَن يَخْلُقُوا ذُبَاباً وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ وَإِن يَسْلُبْهُمُ الذُّبَابُ شَيْئاً لاَّ يَسْتَنقِذُوهُ مِنْهُ ضَعُفَ الطَّالِبُ وَالْمَطْلُوبُ
“Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, Tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan Amat lemah (pulalah) yang disembah”. (Al-Hajj:73)
Dan menyedari bahawa umur manusia berada dalam genggaman Allah, tidak boleh dikurangi atau ditambah, tidak boleh didahulukan atau ditunda, dan bahawasanya dirinya tidak mampu mencari keselamatan (menghindar) dari kematian, dan bahkan tidak mampu lari darinya sedetik pun.
قُل لَّن يَنفَعَكُمُ الفِرَارُ إِن فَرَرْتُم مِّنَ المَوْتِ أَوِ القَتْلِ
“Katakanlah: “Lari itu sekali-kali tidaklah berguna bagimu, jika kamu melarikan diri dari kematian atau pembunuhan “. (Al-Ahzab:16)
إِنَّ أَجَلَ اللَّهِ إِذَا جَاءَ لاَ يُؤَخَّرُ
“Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat ditangguhkan”. (Nuh:4)
Kerana itu, seorang daie yang jujur akan mampu menghadapi berbagai kondisi dengan penuh keberanian, tetap teguh di hadapan berbagai cubaan dengan iman yang mantap; kerana dirinya menyedari bahawa tangan Allah selalu terbentang kepadanya, dirinya membaca firman Allah:
اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُوا يُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ
“Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)”. (Al-Baqarah:257)
Sementara itu, sang daie sebelum dan sesudahnya selalu terikat dan yakin akan hari akhir, bergantung pada semangat untuk menggapai ganjaran dan pahala di dalamnya; kerana itu dirinya selalu menampilkan dakwahnya menuju hidayah Tuhannya, berharap tidak menemui halangan, rintangan dan siksaan di jalan Allah, dan berkeyakinan akan dekatnya cahaya fajar keadilan dan datangnya hari pembalasan…
Allah berfirman:
قُلْ هَلْ تَرَبَّصُونَ بِنَا إِلاَّ إِحْدَى الحُسْنَيَيْنِ وَنَحْنُ نَتَرَبَّصُ بِكُمْ أَن يُصِيبَكُمُ اللَّهُ بِعَذَابٍ مِّنْ عِندِهِ أَوْ بِأَيْدِينَا فَتَرَبَّصُوا إِنَّا مَعَكُم مُّتَرَبِّصُونَ
“Katakanlah: “tidak ada yang kamu tunggu-tunggu bagi Kami, kecuali salah satu dari dua kebaikan. dan Kami menunggu-nunggu bagi kamu bahwa Allah akan menimpakan kepadamu azab (yang besar) dari sisi-Nya. sebab itu tunggulah, Sesungguhnya Kami menunggu-nunggu bersamamu.” (At-Taubah:52)
Dan berfirman untuk orang-orang yang takut:
حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ
“Cukuplah Allah pelindung kami dan Dialah sebaik-baik pelindung”. (Ali Imran:173)
Dalam syair juga disebutkan:
مَن لم يمتْ بالسيفِ ماتَ بغيرِهِ تعددت الأسبابُ والموت واحد
Barangsiapa yang tidak mati dengan pedang, maka tetap akan mati dengan selainnya
Begitu banyak sebabnya sementara kematian tetaplah satu
Dan Allah berfirman untuk orang-orang yang terpengaruh dengan isu-isu dan perang jiwa yang telah dilakukan oleh musuh-musuh Allah
وَلاَ يَحْزُنكَ قَوْلُهُمْ إِنَّ العِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا هُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ
“Janganlah kamu bersedih oleh Perkataan mereka. Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya adalah kepunyaan Allah. Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha mengetahui”. (Yunus:65);
Kerana itu apakah dapat digambarkan akan kekalahan bagi sang daie pembawa aqidah yang benar?!
3. Thiqah (kepercayaan) yang sempurna terhadap janji Allah akan kemenangan dan kejayaan
Bahawa aqidah yang benar akan membina jiwa-jiwa para duat pembawa kebenaran dan kebaikan akan perasaan optimis kepada Allah, thiqah pada kemenangan; sekalipun ujian dan cubaan terus datang silih berganti di tengah masyarakat dan kekejaman penguasa diktator terus dialami pada umat; bahwa thiqah kepada Allah akan mampu mengusir keputus-asaan dalam jiwa, menolak akan berbagai kesulitan sekalipun sangat keras, dan siap menghadapi berbagai rintangan sekalipun sangat besar, bagaimana sang daie dapat tertimpa keputus-asaan sementara dirinya adalah pembawa aqidah yang benar, sambil dirinya membaca:
وَنُرِيدُ أَن نَّمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الوَارِثِينَ. وَنُمَكِّنَ لَهُمْ فِي الأَرْضِ
“Dan Kami hendak memberi kurnia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi). Dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi”. (Al-Qashash:5-6)
Bagaimana mungkin dirinya tertimpa kelemahan di hadapan kondisi yang lemah padahal dirinya membaca ayat:
وَلاَ تَهِنُوا وَلاَ تَحْزَنُوا وَأَنتُمُ الأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ. إِن يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ القَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهُ وَتِلْكَ الأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, Maka Sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran)”. (Ali Imran:139-140)
Bagaimana mungkin dirinya mahu mundur di hadapan berbagai kekuatan yang keji padahal dirinya selalu membaca firman Allah:
هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الكِتَابِ مِن دِيَارِهِمْ لأَوَّلِ الحَشْرِ مَا ظَنَنتُمْ أَن يَخْرُجُوا وَظَنُّوا أَنَّهُم مَّانِعَتُهُمْ حُصُونُهُم مِّنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُم بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي المُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُوْلِي الأَبْصَارِ
“Dia-lah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama. kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan mereka pun yakin, bahwa benteng-benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; Maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. dan Allah melemparkan ketakutan dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (Kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, Hai orang-orang yang mempunyai wawasan”. (Al-Hasyt:2)
Dan bagaimana mungkin dirinya ragu untuk maju di jalan Allah atau menempuh perjalanan yang jauh padahal dirinya selalu membaca firman Allah:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَن تَدْخُلُوا الجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُم مَّثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِن قَبْلِكُم مَّسَّتْهُمُ البَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلاَ إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
“Apakah kamu mengira bahawa kamu akan masuk surga, Padahal belum datang kepadamu (cubaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cubaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu Amat dekat”. (Al-Baqarah:214)
Karena itulah, seorang daie akan tetap berada dalam kethiqahan yang sempurna terhadap kebenaran akan janji Allah:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang soleh bahawa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa”. (An-Nuur:55)
4. Pemahaman mereka akan keperluan dunia terhadap risalah yang digalasnya:
Para duat yang jujur akan memahami betul bahwa rawatan yang diperlukan oleh manusia untuk menyembuhkan penyakit yang dideritai mereka; iaitu risalah yang diberikan oleh Allah untuk digalasnya dan diperintahkan untuk menyebarkannya, kerana adanya berbagai krisis yang terus mendera dunia, pergaduhan dan degradasi moral yang menimpa suatu bangsa, perang saudara di tengah suatu bangsa, tatanan dunia baru yang gagal, perpecahan rumah tangga yang menggejala, adanya perbezaan tingkatan masyarakat yang hina, rasisme yang bermaharajalela, dan fanatik kesukuan di pelbagai penjuru dunia… semua itu dan lain-lainnya tidak ada jalan lain untuk menyelesaikannya kecuali dengan manhaj Islam.
Kebahagiaan yang hilang, keamanan tingkat regional dan domestik yang diidam-idamkan, keadilan yang dicita-citakan, persamaan di antara manusia, kehormatan dan harga diri manusia serta perlindungan jati dirinya; tidak mungkin akan sempurna dalam bentuk yang baik, bersih dan seimbang kecuali di bawah naungan manhaj Islam yang mulia. Oleh karena itulah, kewajiban para duat yang telah diamanahkan oleh Allah untuk menyampaikan hidayah kepada manusia dan mengeluarkan manusia dari kezhaliman menuju cahaya; untuk terus menghadirkan kebaikan kepada umat manusia seluruhnya, sekalipun harus dikalahkan oleh kezhaliman, dan disimpangkan oleh kekuatan yang sesat dari jalan menuju petunjuk tersebut.
Bahawa Allah telah menegaskan akan kewajiban yang berat ini sebagai sarana turunnya kemuliaan umat Islam dengannya dan tinggi martabat dan derajatnya kerananya.
Allah berfirman:
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ المُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah”. (Ali Imran:110)
Berkata sang Imam pembawa pembaharuan Hasan Al-Banna pada ceramah yang berjudul (Faktor-faktor Kejayaan):
“Di antara hak kita –wahai Ikhwan- untuk mengingat bahawa dihadapan kita begitu banyak hambatan dan rintangan; bahwa kita akan terus menyeru kepada Allah yang merupakan seruan paling mulia, mengajak pada ideologi Islam yang merupakan ideologi paling kuat, menghadirkan kepada manusia syariat Al-Qur’an yang merupakan syariat paling adil
صِبْغَةَ اللهِ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللهِ صِبْغَةً
“Shibghah Allah. dan siapakah yang lebih baik shibghahnya dari pada Allah?”. (Al-Baqarah:138)
Bahwa dunia secara keseluruhan sangat memerlukan dakwah ini, dan seluruh yang ada di dalamnya mengharapkannya dan bergerak di jalannya, dan kita semua –segala puji bagi Allah- merdeka dari ketamakan peribadi, jauh dari keinginan nisbi (peribadi), tidak bermaksud lain kecuali hanya berharap pada Allah dan demi kebaikan manusia, tidak bekerja kecuali hanya berharap keredhaan-Nya, dan kita selalu memantau akan dukungan Allah dan pertolongannya; kerana dengan-Nya tidak ada yang mampu mengalahkannya
ذَلِكَ بِأَنَّ اللهَ مَوْلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَأَنَّ الْكَافِرِينَ لا مَوْلَى لَهُمْ
“Yang demikian itu kerana Sesungguhnya Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman dan kerana Sesungguhnya orang-orang kafir itu tidak mempunyai Pelindung”. (Muhammad:11).
Kerana itulah, dengan kekuatan dakwah kami, dan adanya keperluan manusia akan dakwah ini, kemurnian dan kesucian tujuan yang dicapai, serta dokongan Allah kepada kita; merupakan faktor-faktor kemenangan yang tidak tergoyahkan walaupun dihadapannya terdapat berbagai rintangan, dan tidak akan lengah walaupun dihadapannya terdapat ujian dan penghalang.
وَاللهُ غَالِبٌ عَلَى أَمْرِهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لا يَعْلَمُونَ
“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya”. (Yusuf:21)
Dampak ujian dan cubaan atas barisan Islam
Mungkin bagi kebanyakan para penentang dakwah akan berkhayal bahawa dengan berbagai tekanan, paksaan dan pengekangan perbagai kebebasan hidup atas para duat dan pintu rezeki mereka; akan menghentikan mereka daripada dakwah, dan umat manusia pun akan lari dari mereka?!.
Hal tersebut merupakan bayangan dan prasangka yang salah, kerana para duat akan selalu siap menghadapi berbagai rintangan dengan iman yang kokoh dan murni ini, tidak peduli terhadap yang lainnya kecuali kemenangan agamanya, meninggikan kalimat Allah di muka bumi ini, serta selalu mengumandangkan syair di balik jeriji mereka:
أخي أنت حر وراء السدود أخي أنت حر بتلك القيود
إذا كنت بالله مستعصمًا فماذا يضيرك كيد العبيد؟
Akhi..engkau akan tetap merdeka walau berada di balik jeriji besi
Akhi.. engkau akan tetap merdeka walau berada dalam ikatan besi
Jika engkau tetap berpegang teguh terhadap agama Allah
Maka tidak ada yang mampu membuatmu menderita dari berbagai tipu daya hamba?!
Nasihat untuk Ikhwanul muslimin
Ketahuilah bahwa dakwah kita akan tetap terus berjalan pada jalan yang telah digariskan, sesuai dengan peta yang telah dibuat, tidak peduli dengan berbagai tentangan dan rintangan, tidak akan pernah mundur walau berada pada banyak halangan dan hambatan, dan mungkin sangat cocok jika saya mengingatkan kepada kalian pesan yang disampaikan oleh imam Syahid Hasan Al-Banna:
“… kelak para pemimpin, penguasa, pemilik jabatan dan kekuasaan akan iri dan dengki kepada kalian, dan akan memutuskan atas kalian berbagai hukuman secara bersamaan, dan setiap pemerintah akan berusaha menghadapi aktiviti dan gerak kalian, meletakkan berbagai rintangan di jalan kalian, dan para perampas akan terus menghancurkan setiap jalan untuk menghancurkan dan mematikan cahaya dakwah kalian, dan mereka akan terus meminta bantuan pada pemerintahan yang lemah dan tangan-tangan yang menengadah untuk meminta dan kepada kalian dengan bentuk penistaan dan permusuhan, dan akan terus dibangkitkan kepada seluruh manusia di tengah dakwah kalian debu-debu keraguan dan syubhat dan kejinya tuduhan-tuduhan, bahkan mereka akan terus berusaha melekatkan berbagai kelemahan dan kekurangan, serta menampakkan di hadapan manusia pada gambaran yang keji dan kotor, dengan bersandarkan pada kekuatan dan kekuasaan mereka, harta dan eksekusi mereka
يُرِيدُونَ أَنْ يُطْفِئُوا نُورَ اللهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللهُ إِلا أَنْ يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ
“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan- ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai”. (At-Taubah:32)
Dan kalian akan masuk pada kondisi seperti itu, dan tidak diragukan lagi kalian akan berada pada posisi yang penuh dengan cubaan dan ujian; kalian akan dipenjara dan ditangkap, diusir dan dibuang negeri, dirampas berbagai kepentingan kalian, dipecat dari tempat kerja kalian, digeledah rumah-rumah kalian, dan boleh jadi akan terus memanjang ujian yang akan mendera kalian …Allah berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” (Al-Ankabut:2)
Namun Allah telah memberikan janji kepada kalian setelah itu semuanya berupa kemenangan bagi para mujahidin dan ganjaran bagi para aktivis yang berbuat ihsan
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنْجِيكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ. تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ. يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ. وَأُخْرَى تُحِبُّونَهَا نَصْرٌ مِنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ. يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُونُوا أَنْصَارَ اللَّهِ كَمَا قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ لِلْحَوَارِيِّينَ مَنْ أَنْصَارِي إِلَى اللَّهِ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ نَحْنُ أَنْصَارُ اللَّهِ فَآَمَنَتْ طَائِفَةٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَكَفَرَتْ طَائِفَةٌ فَأَيَّدْنَا الَّذِينَ آَمَنُوا عَلَى عَدُوِّهِمْ فَأَصْبَحُوا ظَاهِرِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (iaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah ‘Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) kurnia yang lain yang kamu sukai (iaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa Ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?” Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: “Kamilah penolong-penolong agama Allah”, lalu segolongan dari Bani Israel beriman dan segolongan lain kafir; Maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang”. (As-Shaf:10-14)
Kerana itu, apakah kalian akan tetap berada di jalan ini dan menjadi penolong Allah?!
Janganlah kalian merasa hina dan rendah diri wahai Ikhwan, janganlah kalian mundur, bersabarlah pada kebenaran yang dengannya kalian beriman, thiqahlah pada kemenangan Allah yang sudah dekat, mohonlah kepada Allah agar dibukakan kepada kita dan umat kita akan kebenaran, kerana Dialah sebaik-baik pembuka kebenaran, dan thiqahlah bahwa dakwah harus dapat mencapai pada tujuan dan misinya selama Allah bersama kita, kerana Dialah pembimbing kita dan pemberi kemenangan kepada kita.
وَكَفَى بِرَبِّكَ هَادِيًا وَنَصِيرًا
“Dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong”. (Al-Furqan:31)
Dan mereka akan berkata: Bilakah hal itu terjadi?! Katakanlah kelak hal tersebut sudah dekat..
Allah Maha Besar dan segala puji hanya milik Allah
Dan shalawat dan salam atas nabi kita Muhammad, nabi yang ummi, beserta keluarganya dan para sahabatnya.. Dan segala puji hanya milik Allah, Tuhan semesta alam.
Dipetik dari Risalah oleh Dr. Muhammad Mahdi Akef
(Mursyid Ikhwanul Muslimin)